Puruk Cahu, BetangTv News – Bupati Murung Raya (Mura) Perdie M Yoseph dengan niatnya yang tak pernah surut untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kepariwisataan.
Hal ini dibuktikan dengan seringnya diutarakan diberbagai momentum pemerintahan, baik tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.
Selain meninjau dari faktor akan menjadi daerah penyangga terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), sudah saatnya Mura membenahi potensi alamnya untuk menghasilkan PAD guna mendorong percepatan pembangunan mengarah kepada pertumbuhan ekonomi untuk menjadikan Kabupaten Mura yang mandiri secara keuangan daerah.
Sektor pertambangan, kehutanan, perkebunan dan perpajakan yang menjadi komoditi andalan pengahasil PAD selama ini dari daerah paling utara Kalimantan Tengah tersebut dalam kurun beberapa waktu terakhir sering mengalami fluktuatif harga sehingga berdampak kepada perekonomian daerah.
“Atas pertimbangan tersebut maka perlu ada langkah alternative sebagai strategi untuk memperbaiki PAD Mura,” ucapnya.
Berdasarkan fakta lapangan, kekuatan perokonomian Mura terletak pada Sumber Daya Alam (SDA). Dengan kondisi topografi berbukit bukit serta masih luasnya areal hutan yang yang cukup luas dan berpotensi besar untuk menjadikan daerah yang dijuluki kawasan Heart of Borneo ini menjadi destinasi wisata baik berupa hutan wisata, wisata susur sungai,wisata tracking dan treveling, wisata cagar budaya, dan wisata menarik lainnya.
Dari luas wilayah 23.700Km² dengan 10 kecamatan yang dimilikinya Mura memiliki karekteristik ekosistem yang beragam. Seperti kawasan hutan konservasi Bukit Batikap yang terletak di Kecamatan Sumber Barito disana adalah areal pelepas liaran Orang Utan yang dilindungi dan dikelola oleh salah satu yayasan internasional yang bergerak di bidang perlindungan satwa langka.
Selain orang utan, kawasan hutan Bukit Batikap juga menyimpan kekayaan flora dan fauna yang unik dan beragam dengan ditumbuhi ribuan tanaman kaya manfaat di kawasan konservasi tersebut.
Pasak Bumi, Saluang Belum, Akar Kuning, Bajakah dan berbagai jenis tanaman herbal langka asli tanah dayak lainnya masih tumbuh dengan baik tanpa ada yang mengusiknya.
Selain jenis tanaman obat tersebar luas di kawasan hutan konservasi bukit batikap berbagai anggrek hutan beberapa diantaranya sudah langka dan menjadi buruan kolektor.
Sebut saja anggrek hitam (Ceologyne Pandurata), anggrek kuping gajah (Bolbophylum Beccari), anggrek tebu/macan (Gramatophyllum Speciosum), anggrek bulan (Phalaenopsis), anggrek larat (Dendrobium Phalaenopsis), dan beraneka ragam anggrek lain dari yang sudah teridentifikasi maupun yang belum ditemukan identitasnya.
“Semua itu adalah kekeyaan alam yang masih tersimpan aman di kawasan konservasi Bukit Batikap,” tandas Ferdie.(Red)