Tamiang Layang, BetangTv News – Kunjungan Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) Irjen Pol Dedi Prasetyo kali ini melakukan hal yang bersejarah dalam melestarikan budaya suku Dayak di Kabupaten Barito Timur (Bartim) dengan meresmikan renovasi situs Cagar Budaya Makam Putri Mayang di Desa Jaar, Minggu (22/11/2020).
Kedatangan Kapolda Kalteng itu disambut baik oleh Forum Pemuda Dayak (Fordayak) Bartim.
Ketua Fordayak Bartim, Raffy Hidayatullah usai kegiatan mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan kepedulian Kapolda beserta jajaran yang telah meresmikan cagar budaya di Bartim terutama kepada pemerintah setempat dan instansi terkait.
Sebelumnya, Raffy yang juga pecinta budaya dan sejarah secara khusus Dayak Maanyan menceritakan apa yang tertulis dalam sejarah yang ada pada situs cagar budaya Putri Mayang Sari yang juga memiliki nilai untuk menjadi Pemasukan Anggaran Daerah (PAD) maupun masyarakat yang berpotensi untuk mewujudkan perkembangan wilayah pariwisata tersebut.
Menurutnya, Putri Mayang Sari adalah pemimpin yang meneruskan kepemimpinan Uria Lan’na.
Putri Mayang Sari berkedudukan di Sangarwasi (sebelumnya bernama Sanggar Jatang), Kabupaten Bartim itu salah satu anak dari Raja Banjar yang bergelar Raja Mata Habang, Putri Mayang juga memiliki sejarah yang amat dalam bagi suku Dayak terkhusus Dayak Maanyan Bartim (Sangarwasi).
“Situs Budaya kita di Bartim ini sangatlah banyak dan besar, tinggal pengelolaan dan sinergi bersama untuk mewujudkan perkembangan pariwisata tersebut,” ucap Raffy kepada awak media.
Dirinya selaku Ketua Fordayak Bartim berterima kasih atas undangan dari Polres Bartim untuk kunjungan Kapolda Kalteng dan jajarannya.
“Diluar hal tersebut, saya selaku Ketua Fordayak Bartim juga turut serta mendampingi Kapolda Kalteng, karena Fordayak juga sebagai dari Mitra Kepolisian Daerah terkhusus Kalimantan Tengah,” ungkap Raffy.
Dirinya juga menjelaskan bahwa 3 minggu yang lalu pihaknya sudah komunikasi atau konfirmasi, dari Polda Kalteng itu sendiri maupun dari Polres Bartim terkait kedatanganya Kapolda dalam rangka RunDown Touring Kebangsaan dan bakti sosial serta sosialisasi protokol kesehatan di Kabupaten Bartim sekaligus mengunjungi situs budaya.
“Walaupun rute touring berubah dan tidak sempat karena terkendala jadwal dan waktu, saya sebagai Ketua fordayak dan selaku warga Bartim sangat antusias menyambut sekaligus mendampingi kedatangan Kapolda Kalteng bersama Bupati Barito Timur dan instansi terkait,” bebernya.
Selepas kegiatan itu ada sedikit bercerita bersama rombongan, tentang Kampung Beto, dan dirinua berharap bisa Renovasi Balai, dan adakan acara Pemalasan Benda Pusaka seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Sempat bincang dengan rombongan Kapolda, bercerita bersama Kapolda Kalteng dan menyorot sebuah Desa bernama Beto yang sekarang Desa Paku Beto Kecamatan Paku,” tuturnya.
Di sana juga, lanjutnya tersimpan sejarah yang amat dalam. Karena buku yang berjudul ‘Unter Den Dajjaken Aud Beto’ berbahasa Jerman dan bukti-bukti benda pusaka bahkan kuburan-kuburan keramat kepala suku masih ada disana.
Lonceng di Gereja Palanungkai pun punya cerita sejarah yang berasal dari Desa Beto bekas Gereja Buatan Belanda pada waktu itu di Beto.
“Disinilah yang saya sebutkan bahwa banyak sekali lokasi wisata religi yang bisa kita lestarikan dan tonjolkan bersama untuk membangun sinergi dan pemasukan PAD di Kabupaten Barito Timur tercinta ini,” pungkasnya.(Rue/Red).