Palangka Raya, BetangTv News – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (Faperta UPR) menggelar diskusi bersama sejumlah petani di Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya, Sabtu (24/9/2022).
Diskusi dengan tema “Keluh Kesah Petani Hari Ini” itu dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, dan juga bertujuan untuk mengetahui keluh kesah petani saat ini yang menjadi perhatian bersama terkait kondisi petani.
Yanto, salah satu petani pada kesempatan itu menuturkan bahwa permasalahan yang paling krusial saat ini bagi pihaknya (petani – red) adalah ketersediaan pupuk subsidi.
“Saat ini pupuk subsidi sangat sulit didapatkan. Padahal ketersediaan pupuk subsidi itu ada, namun tidak dikeluarkan karena belum ada perintah dari Dinas Pertanian Kota Palangka Raya,” tutur Yanto.
Kemudian, Guntur petani lainnya juga mengeluhkan pihaknya tidak akan bisa mendapatkan pupuk subsidi apabila tidak menanam tanaman yang di programkan seperti cabai.
“Padahal saya menanam cabai, tapi tidak mendapatkan pupuk subsidi selama 1 bulan belakangan ini,” ungkap Guntur.
Senada juga dikatakan petani lainnya, Romlan, juga mengeluhkan harga pupuk eceran yang sangat tinggi.
Saat ini saja harga pupuk ponska per lima kilogram dibanderol dengan harga Rp.25 Ribu, belum harga pupuk yang lain seperti urea, NPK mutiara, dan pupuk kandang.
“Dengan harga pupuk yang cukup tinggi saat ini, kami para petani merasa resah dan bingung, ditambah lagi untuk mendapatkan pupuk eceran juga susah,” tukas Romlan.
Sementara itu, Gubernur BEM Faperta UPR, Enrico Rafael menanggapi keluh kesah para petani di Kalampangan tersebut, pihaknya meminta Pemerintah setempat untuk meninjau kembali alur proses distribusi pupuk yang disubsidikan bagi para petani itu.
“Kami Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya, meminta kepada Dinas Pertanian untuk meninjau kembali alur proses distribusi pupuk yang disubsidikan bagi para petani, dan juga agar pendistribusian pupuk subsidi tidak dibatasi oleh tanaman yang diprogramkan saja tetapi menyeluruh untuk segala jenis tanaman pangan,” ucap Enrico.
Perlu diketahui, Enrico melanjutkan, saat ini para petani di Kalampangan hanya menanam tanaman sesuai dengan kemauan mereka dan permintaan pasar.
“Hidup Petani-petani pejuang,” tandas Enrico.(Red)