Palangka Raya, BetangTV News , – Minggu pagi, (11/9/2022) suasana di Gereja Katedral Santa Maria Palangka Raya, tampak berbeda dari perayaan-perayaan misa hari minggu lainnya. Ribuan Umat Paroki Katedral memadati Gereja bahkan tampak terlihat duduk di luar gereja guna mengikuti perayaan misa syukur dalam rangka hari jadi ke 59 tahun, Paroki ini.
Pada pekan kedua bulan September ini, Umat Paroki Katedral Santa Maria Palangka Raya di Gereja Katedral mempersembahkan kado istimewa, yakni merayakan Hari lahir ke 59 tahun berdirinya Gereja Katolik di Palangka Raya sekaligus merayakan Pesta Santa Pelindung Santa Perawan Maria, yang jatuh pada tanggal 8 September.
Ini adalah perayaan akbar yang diselenggarakan Panitia Perayaan dan Dewan Pastoral Paroki (DPP) Santa Maria Palangka Raya, mengingat dua tahun lalu kegiatan ini sempat mengalami penundaan akibat maraknya Pandemi Covid-19.
Semarak dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Paroki Katedral ini diawali dengan berbagai kegiatan lomba kerohanian yang diikuti kalangan anak-anak, remaja dan dewasa antar lingkungan yakni lomba memimpin ibadat, mazmur, lektor dan lomba paduan suara antar lingkungan di lingkup Paroki.
Perayaan ekaristi sebagai ungkapan rasa syukur Umat Paroki Katedral, dipimpin oleh Uskup Palangka Raya, Mgr. DR. Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF didampingi Pastor Paroki Katedral RD Patrisius Alutampu, Vikaris Jendral Keuskupan Palangka Raya RD Silvanus Subandi dan sejumlah Imam Diosesan dari Keuskupan.
Perayaan misa syukur ini diawali dengan perarakan dari halaman Gereja Katedral, diiringi dengan tari-tarian tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah yang dibawakan oleh anak-anak Sekami Paroki.
Mgr. DR. Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF Uskup Palangka Raya.
Dalam kotbahnya Uskup Palangka Raya, Mgr.DR Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF mengungkapkan “bahwa Paroki sebagai satu organisasi kerohanian Katolik sungguh akan menjadi komunitas beriman yang hidup, tempat persaudaraan, menjadi sekolah iman dan doa, tempat berkarya cinta kasih bagi sesama terutama bagi mereka yang memerlukan bimbingan rohani sebagaimana yang dilakukan Kristus kepada umatNya.
Paroki adalah persekutuan umat beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam batas-batas wilayah tertentu di Keuskupan, yang reksa pastoralnya dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri di bawah otoritas Uskup diosesan.
Paroki Katedral Santa Maria Palangka Raya yang kini memasuki usia ke 59 tahun (berdiri sejak tahun 1963), menurut Uskup Palangka Raya, telah mengalami banyak perubahan, terutama dinamika dan perkembangan yang terus meningkat dari aspek jumlah umat. Tentunya hal ini menjadi satu catatan bagi Dewan Pastoral Paroki Katedral, mewujudkan rencana pemekaran wilayah pelayanan baru di Kota Palangka Raya dan sekitar yakni mendirikan Paroki baru.
Ide pemekaran Paroki Katedral menurut Uskup Mgr Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF, tujuannya, “agar pelayanan kepada umat menjadi lebih efektif dan efisien . Ia mewacanakan Paroki Katedral Santa Maria ini sebagai pusat kegiatan pastoral. Salah satu Paroki pemekaran dari Katedral adalah Paroki Yesus Gembala Yang Baik di jalan Tjilik Riwut, KM 9 Kota Palangka Raya, yang sudah memasuki usia ke 11 tahun.
Wacana ini diharapkan terus bergulir dan terus dimatangkan dalam Rapat Dewan Keuskupan bersama Pastor Paroki dan tentunya Dewan Pastoral Paroki Katedral bulan Oktober mendatang. Semakin banyak umat terlibat dalam kehidupan menggereja, berdampak pula pada kaderisasi dalam kepengurusan Gereja,” ujarnya.
Sejarah singkqt Paroki Katedral Santa Maria Palangka Raya (dulu dengan status Paroki) diresmikan oleh Mgr. W. Demarteau MSF, Uskup Banjarmasin pada tanggal 1 Maret 1963, dengan Pastor Paroki perdananya ialah P. Karl Klein, MSF. Sebelum itu Palangka Raya merupakan stasi dari Paroki Kuala Kapuas, yang dilayani secara bergantian baik oleh Pastor Kuala Kapuas yakni J.V. Hecke maupun pastor-pastor dari Banjarmasin yaitu P. G.H. Borst MSF, P. G. Heyne MSF dan P. Doto Hendro MSF (1961) dan Pastor Karl Klein MSF, sejak 1962.
Atas permintaan Gubernur Tjilik Riwut saat itu, di Kota Palangka Raya pada tahun 1963 ditempatkan seorang Pastor (Pastor Karl Klein MSF) untuk membantu membangun ibukota propinsi ini.
Salah satu keuntungan bagi karya pastoral adalah letak kota Palangka Raya ditengah, sehingga bagi umat Katolik di Kuala Kapuas dan Kuala Kurun dan sekitarnya mendapat kunjungan tetap, walaupun umat Katolik di Palangka Raya sendiri masih sedikit namun semangat hidup menggerejanya sangat tinggi terutama berkat peran serta Pemuda Baret merah sangat menonjol.
Pada tanggal 01 Maret 1963, sebuah Gereja kecil/ Kapela (tepatnya dilokasi Bangunan Aula Nasaret saat ini), diberkati oleh Mgr W. Demarteau MSF Uskup Banjarmasin, dan sekaligus merupakan Peresmian Paroki Palangka Raya dengan pelindung Santa Maria dan Pastor Karl Klein MSF sebagai Pastor Paroki yang pertama. (RED)