Palangka Raya, BetangTv News – Membaca memiliki posisi serta peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan, terlebih di era informasi dan komunikasi saat ini.
Membaca merupakan jembatan bagi mereka yang ingin meraih kemajuan dan kesuksesan. Oleh karena itu, para pakar bersepakat bahwa kemahiran membaca (reading literacy) merupakan prasyarat mutlak (conditio sine quanon) bagi siapapun yang ingin memperoleh kemajuan.
Ditengah masyarakat yang minat bacanya rendah, sulit melahirkan generasi yang gemar membaca. Jangan menyalahkan anak bila mereka memiliki kemampuan membaca yang rendah.
Meski puluhan hingga ratusan buku, majalah, koran, dan lain sebagainya menumpuk di rumah. Ironisnya, tak satu lembar pun dibuka bahkan dibaca.
Sedikit sekali orangtua yang menyadari pentingnya minat baca anak-anak, seiring dengan manfaat penting aktivitas membaca bagi kesehatan mental dan otak kita. Itu sebabnya, mereka menyerahkan sepenuhnya kegiatan membaca anak-anak pada sekolah. Maka, jangan heran apabila tingkat literasi siswa sekolah sangat rendah.
Penyebab rendahnya minat baca pada anak adalah minimnya ketersediaan bahan bacaan untuk anak-anak.
Kalaupun ada, harganya juga sedikit mahal dan tidak terjangkau oleh kebanyakan masyarakat kita, terutama mereka yang tinggal di wilayah-wilayah pelosok.
Sebenarnya bukan itu, masalah utama rendahnya minat baca pada anak-anak bukan pada minimnya ketersediaan bahan bacaan.
Bahkan, seandainya kita bisa menyediakan bahan bacaan itu pun, belum tentu minat baca anak-anak ikut meningkat.
Saat ini, seiring dengan canggihnya perangkat elektronik berbasis informasi dan teknologi, berupa personal komputer, dan Android menjadi sarana praktis dan efektif yang menyebabkan niat dan minat baca anak-anak berkurang.
Perubahan perilaku terkait minimnya minat membaca buku, majalah, koran dan bahan bacaan lainnya, lebih banyak dipengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang memuat beragam konten berupa audio dan visual yang cukup menarik.
Generasi muda di era serba modern seperti sekarang lebih suka hal-hal yang berbau instan. Menggali informasi dari dunia maya adalah hal nomor sekian dari kebiasaan-kebiasaan berbau kekinian lainnya, sehingga akibatnya kaum remaja itu kehilangan minat membaca.
Kegiatan menyerap pengetahuan dari buku pun digantikan dengan kegiatan mengotak-atik gadget dan membuka jejaring sosial.
Anya Claudia (15), siswa kelas 12 pada salah satu SMA Negeri di Kota Palangka Raya, termasuk anak yang gemar membaca, sejak kecil Ia suka membaca baik komik, buku cerita dan majalah.
Sehari-hari di rumah saat waktu senggang, dia lebih suka membaca novel, tulisan ilmiah maupun cerita-cerita fiksi bernuansa ilmiah.
Namun, sarana bacaan yang digunakan Anya, panggilan sehari-hari di rumahnya tidak membuka buku, majalah atau media bacaan berbentuk fisik.
Melalui beberapa aplikasi, serta situs ilmiah, telepon selular pemberian orang tuanya Dia manfaatkan untuk membuka wawasan dan pengetahuan dengan membaca melalui layar telepon selular yang saat ini lebih multifungsi.
Tidak hanya sebagai sarana telekomunikasi, namun juga dianggap bermanfaat melalui situs-situs umum maupun aplikasi yang dapat dengan mudah diakses, selama perangkat tersebut tersambung melalui jaringan internet.
Menurut Anya, browsing internet lebih praktis, untuk membaca buku, novel dan lain sebagainya melalui aplikasi buku digital yang memang mudah diakses.
“Saya menyadari bahwa orang tua memiliki uang yang terbatas untuk membeli buku dan bahan bacaan lainnya, lagian, sifatnya hanya sekali pakai lalu tidak digunakan lagi. Maka lebih baik saat ini saya memilih manfaatkan HP untuk membuka wawasan dan pengetahuan dan tentunya tetap ada minat membaca,” tutupnya.
Kondisi seperti ini memang menjadi dilema bagi para orang tua, karena cukup sulit memberikan arahan bagi anak-anak agar lebih baik membaca melalui sarana dan bahan bacaan umum, sementara mereka lebih cenderung mengisi waktu luang lebih suka membuka dan bermain HP.
Tidak bisa dipungkiri lagi, sekarang siswa lebih banyak memegang handphone daripada buku mereka.
Sifat buku digital praktis dan mudah dibawa kemana-mana memudahkan siswa untuk membacanya kapanpun dan dimanapun mereka mau, sehingga diharapkan pemanfaatan buku digital dalam meningkatkan minat baca siswa akan lebih efektif dan efisien.(Map/Red)