Murung Raya, Betang.tv, – Jika berbicara tentang wisata alam di Kalimantan Tengah, nama Taman Nasional Tanjung Puting atau Sungai Kahayan mungkin lebih sering terdengar. Namun, di ujung utara provinsi ini, tepatnya di Kabupaten Murung Raya, tersimpan surga tersembunyi yang belum banyak dikenal: deretan air terjun alami yang memukau.
Salah satunya adalah Air Terjun Tosah di Puruk Cahu. Hanya berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota, destinasi ini sudah menjadi kebanggaan masyarakat Murung Raya. Dengan tiket masuk yang sangat terjangkau, Rp10.000 per orang, pengunjung sudah bisa menikmati gemercik air setinggi 15 meter yang jatuh ke kolam alami di bawahnya.
Aliran air Tosah terpecah menjadi tiga jalur: dua besar dan satu kecil, semakin deras ketika musim hujan tiba. Di bawahnya, terbentuk kolam alami yang mengundang siapa saja untuk mandi, meski dinginnya air membuat pengunjung tak betah berlama-lama. Tak jarang, embun dari percikan air membasahi wajah dan pakaian, memberi sensasi sejuk yang menenangkan.
Pada akhir pekan atau hari libur, pengelola menyiapkan hiburan musik, menambah semarak suasana. Meski promosi masih terbatas, Tosah mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal. Pemerintah daerah pun berencana mengembangkan kawasan ini agar lebih nyaman, sekaligus menjadikannya ikon wisata andalan Murung Raya.
Dirung Duhung, Eksotisme di Tengah Hutan Tropis
Selain Tosah, Murung Raya juga memiliki Air Terjun Dirung Duhung di Desa Dirung, Kecamatan Murung. Dengan ketinggian sekitar 45 meter, air terjun ini menyajikan panorama spektakuler. Lokasinya berada di tengah hutan tropis yang masih asri, sehingga suasana alami begitu kental terasa.
Untuk mencapai air terjun ini, pengunjung harus menempuh perjalanan darat dengan kendaraan roda dua atau empat, lalu melanjutkan trekking sekitar 30–45 menit melewati jalur berbukit dan berbatu. Meski membutuhkan usaha lebih, kelelahan terbayar lunas dengan pemandangan megah air terjun serta kolam jernih di bawahnya.
Belum banyak wisatawan yang datang, menjadikan Dirung Duhung pilihan tepat bagi mereka yang mendambakan ketenangan dan kealamian. Bagi fotografer dan pencinta alam, tempat ini bak kanvas hidup yang penuh warna hijau hutan dan putih buih air.
Negeri Seribu Air Terjun
Bukan tanpa alasan Murung Raya disebut sebagai negeri seribu air terjun. Topografinya yang terdiri dari dataran rendah hingga pegunungan Muller di bagian utara, menjadikan kabupaten seluas 23.700 km² ini kaya dengan sumber air alami. Gunung-gunung seperti Sapathawung (1.906 mdpl), Liyang (1.720 mdpl), hingga Batikap (1.580 mdpl) menjadi hulunya ratusan aliran sungai dan air terjun.
Selain Tosah dan Dirung Duhung, masih ada Air Terjun Bumbun, Apui Nyalu, Balatung, Briyoi, Kahatoi, Bahio, dan puluhan lainnya yang sebagian besar belum tersentuh pengelolaan maupun promosi. Tak heran jika Murung Raya bagaikan permata hijau yang masih tersembunyi di balik hutan Kalimantan.
Potensi Wisata Masa Depan
Dengan semboyan Tira Tangka Balang yang berarti “semangat pantang menyerah”, Murung Raya terus berbenah. Pemerintah daerah mulai melirik sektor pariwisata sebagai salah satu kekuatan ekonomi, selain tambang dan perkebunan yang sudah lebih dulu berkembang.
Jika dikelola dengan baik, air terjun dan pesona alam Murung Raya berpotensi menjadi magnet wisatawan, bukan hanya dari Kalimantan Tengah, tetapi juga dari luar daerah bahkan mancanegara. Keaslian dan eksotismenya menjadi daya tarik utama yang sulit ditemui di tempat lain.
Murung Raya seakan berbisik: siapa pun yang datang akan jatuh cinta pada gemericik air, hijaunya hutan, dan sejuknya udara pegunungan. Bagi pencinta wisata alam, kabupaten di ujung Sungai Barito ini adalah surga yang menunggu untuk dijelajahi. (Red)