betangTV SALURAN HIBURAN | INFORMASI | DAN BERITA
Foto : Petro Berita Nakalelo Leiden, Ketua Harian DPP KWD Dusmala Nasional
Palangka Raya, Betang.tv, – Indonesia merayakan 80 tahun kemerdekaan pada 17 Agustus 2025. Momentum delapan dekade ini tidak hanya menjadi ajang pesta rakyat dengan lomba, karnaval, dan upacara bendera, melainkan juga simbol perjalanan panjang bangsa yang pernah dijajah lebih dari tiga abad dan kini berdiri tegak sebagai salah satu kekuatan baru di dunia.
Menurut Petro Berita Nakalelo Leiden, kemerdekaan Indonesia di usia 80 tahun adalah tonggak penting yang menegaskan posisi bangsa di kancah global. “Delapan dekade bukan hanya angka. Itu bukti bahwa Indonesia mampu bertahan, bangkit, dan menunjukkan diri sebagai bangsa besar yang diperhitungkan dunia,” tegasnya.
Perjalanan itu tentu tidak mudah. Dari era revolusi fisik, pergolakan politik, krisis ekonomi, hingga tantangan globalisasi, Indonesia terus diuji. Namun, setiap krisis justru melahirkan kebangkitan. Transformasi digital, kemandirian pangan, penguatan energi terbarukan, hingga kiprah Indonesia dalam diplomasi internasional adalah bukti nyata bahwa bangsa ini tidak lagi dipandang sebelah mata.
Leiden menekankan, HUT ke-80 RI harus dimaknai sebagai momentum refleksi dan kebangkitan. “Pahlawan telah memberi kita kemerdekaan politik. Tugas kita sekarang adalah memastikan kemerdekaan itu juga bermakna dalam ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi,” ujarnya.
Ia menilai, jika semangat gotong royong dan persatuan terus dirawat, Indonesia akan mampu menjadi pemain utama, bukan sekadar penonton, dalam percaturan dunia. Potensi sumber daya alam yang melimpah, ditambah bonus demografi generasi muda, adalah modal besar yang harus dikelola dengan bijak.
Peringatan delapan dekade kemerdekaan, kata Leiden, seharusnya tidak berhenti pada seremoni tahunan. Ini adalah alarm pengingat bahwa Indonesia harus melangkah lebih cepat, lebih berani, dan lebih mandiri dalam menghadapi tantangan global.
“Indonesia sudah tidak boleh lagi hanya bangga dengan masa lalu. Kita harus gaspol menatap masa depan. Karena dunia sedang menunggu: apakah Indonesia akan benar-benar menjadi kekuatan besar, atau hanya sekadar cerita sejarah panjang tanpa arah,” pungkasnya.
