Palangka Raya, Betang.Tv – Ketua DPD Jaringan Organisasi Masyarakat Nusantara (JOMAN) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Hendra Jaya Pratama sangat mengapresiasi atas kinerja seorang Anggota Komisi VII DPR RI dari Dapil Kalteng, Willy M Yoseph (WMY) yang sangat prihatin dengan kondisi di sejumlah wilayah di Provinsi Bumi Tambun Bungai itu belum dialiri listrik.
“Saya pribadi sangat miris melihat kondisi di sejumlah wilayah dan desa di Kalteng yang saat ini belum dialiri listrik,” ucap Hendra, (14/3/2022).
Untuk hal ini, tegas Hendra, dirinya selaku Ketua DPD JOMAN Kalteng sangat mendukung dengan apa yang diperjuangkan oleh seorang WMY yang saat ini menduduki kursi di Senayan sebagai Wakil Rakyat.
Sementara itu menurut WMY, percaya atau tidak, di Kalteng dalam hal kelistrikan dinilai dalam kategori ketertinggalan.
Kendati telah mengalami over supply (surplus daya), beber legislator mantan Bupati Murung Raya dua periode ini, masih banyak wilayah dan desa di provinsi ini belum terjamah oleh listrik.
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, dari data yang dipaparkan, memprihatinkan masih ada 15 ibu kota kecamatan di Kalteng masih belum masuk jaringan listrik.
Terkait itu sebagai tupoksi pihaknya di Komisi VII, yaitu Minerba, Riset dan Teknologi, menjadikan seluruh Kalteng menjadi “Terang” merupakan target yang mesti sicapai.
WMY juga menjelaskan, dari sudut pandang daya, Kalteng dapat dikatakan sudah surplus.
Detailnya, ujar WMY, 50 persennya sudah tergunakan, sementara 50-nya lagi tersimpan di konektivitas pembangkit listrik pada beberapa daerah tidak digunakan. Contohnya seperti di Bengkanai, Pulang Pisau ataupun di Tumbang Kajuei, Kabupaten Gunung Mas.
“Kami di Komisi selama ini terus bergerak, agar seluruh wilayah di Kalteng bisa menikmati listrik. Tentunya bersama PLN juga, banyak desa yang sudah masuk jaringan listriknya. Namun untuk mewujudkan keseluruhan, dalam waktu cepat masih terkendala beberapa hal,” ucap WMY.
Kendati demikian, lanjut WMY, pada 2022, atas usaha pihaknya ratusan desa berhasil ada listrik. Diceritakan, masalah utamanya adalah infrastruktur.
Kalteng memiliki wilayah yang luas, tambah WMY, dengan medan serta kondisi daerah yang berbeda-beda. Bahkan persoalan itu membuat distribusi atau pengangkutan bahan baku listrik menjadi terkendala.
.Yang jadi pertanyaan, bagaimana membawa tiang-tiangnya, atau menarik kabelnya, sementara infrastruktur jalannya belum ada atau bahkan belum maksimal,” demikian WMY.(Red)