PPNA Kurnia Zawal Yusuf saat memberikan sambutan pada pembukaan Muswil NA Kalteng ke VII
Palangka Raya, Betang.Tv -Nasyiatul Aisyiyah sebagai organisasi otonom dan kader Muhammadiyah, sesungguhnya secara historis telah dirintis berdirinya sejak tahun 1919 dengan nama Siswa Praja Wanita, yang berusaha untuk memberikan pembinaan keagamaan dan ketrampilan keorganisasian dan kehidupan kepada anak-anak perempuan usia 7 – 15 tahun ke atas.
Penjelasan ini disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) melalui Yunda Kurnia Zawal Yusuf pada Musyawarah Wilayah (Muswil) VII Nasyiatul Aisyiyah Kalteng di Aula Universitas Muhammadiyah Palangka Raya, Jumat (19/5/2023).
Saat itu, ditengah masyarakat muslim yang masih memegang adat bahwa “perempuan dilarang keluar rumah”, kegiatan-kegiatan siswa praja wanita yang notabene banyak merupakan aktivitas publik mampu memberikan pencerahan bagi anak perempuan dan remaja putri masa itu, walaupun terkadang harus menghadapi hambatan dari para orang tua masing-masing.
Pada masa selanjutnya, saat Siswa Praja Wanita diubah namanya menjadi Nasyiatul Aisyiyah pada 16 Mei 1931 atau bertepatan dengan 28 Dzulhijah 1345 dan pada 16 Mei lalu, usia Nasyiah 92 Tahun Masehi, 95 Tahun Hijriyah. kegiatan-kegiatan Nasyiatul Aisyiyah, seperti koperasi, dan tabligh ke kampong-kampung pun tetap dapat memberikan perubahan positif kepada masyarakat perempuan di sekitarnya.
“Kita bisa menyimpulkan bahwa siprit dan watak gerakan Nasyiatul Aisyiyah sejak lahirnya adalah progresif, mencerahkan, tanpa melupakan nilai-nilai keislamannya. Spirit inilah yang senantiasa terus menerus dijaga oleh para pimpinan selanjutnya,” ucap Yunda.
Untuk mengukur keberhasilan arah sasaran periode ini, tegas Yunda maka disusun beberapa indikator capaian, diantaranya program dakwah dan advokasi Nasyiatul Aisyiyah terlaksana dan
tertata hingga seluruh pimpinan wilayah, program kerja yang disusun mencerminkan gerakan responsif terhadap keadilan sosial, pemikiran dan sikap kader Nasyiatul Aisyiyah yang mencerminkan nilai pembelaan terhadap kelompok mustadh’afin sesuai semangat Al-Ma’un, program-program yang diarahkan untuk mewujudkan kader yang berkarakter local berwawasan global, yang mendukung diaspora kader, menggiatkan keterlibatan kader Nasyiatul Aisyiyah dalam agendaagenda strategis baik di level nasional maupun internasional, penggunaan media bilingual dari tingkat pimpinan pusat hingga
pimpinan wilayah, proaktif memperkuat kemitraan kepada lembaga-lembaga nasional dan internasional, penguatan kemandirian ekonomi organisasi, komunitas dan kader melalui BUANA (Badan Usaha Amal Nasyiatul Aisyiyah dan APUNA (Asosiasi Pengusaha Nasyiatul Aisyiyah.
“Nasyiatul Aisyiyah juga hidup dalam ruang sosial politik yang menghasilkan berbagaikebijakan yang dapat berjalan beriringan dengan visi dan program Nasyiatul Aisyiyah sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan Bangsa dan Negara,” imbuh Yunda Nia.(Red)