Palangka Raya, Betang.Tv – Sepak Sawut merupakan permainan tradisional suku Dayak yang sepintas mirip dengan permainan sepak bola pada umumnya.
Hanya saja, yang membedakannya adalah bola yang digunakan pada permainan sepak sawut ini berupa bola yang berapi.
Bola tersebut berasal bongkahan buah kelapa yang sudah tua, kemudian dikupas dan menyisakan kulit serabutnya. Kelapa lalu dilumuri minyak tanah dan dibakar.
Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Palangka Raya Iin Hendrayati Idris mengungkapkan, sepak sawut sendiri merupakan permainan yang cukup digemari oleh masyarakat Kalimantan Tengah (Kalteng), bukan hanya kalangan muda tetapi banyak juga orang tua yang menggemari permainan tersebut.
“Dalam permainan sepak sawut ini setiap tim terdiri dari lima orang pemain. Sedangkan luas lapangan yang digunakan tidak berbeda jauh dengan luas lapangan futsal,” ungkapnya, Kamis (25/5/2023)
Permainan sepak sawut sendiri, lanjutnya, merupakan salah satu ritual dari suku Dayak pada zaman dahulu, dimana permainan ini dimainkan ketika ada orang atau kerabat yang meninggal.
“Pada zaman dahulu sembari menunggu jenazah orang atau kerabat yang meninggal, masyarakat memainkan permainan ini. Konon katanya, hal ini bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat. Bola api yang dibakar sebagai sarana untuk menakut-nakuti roh jahat dan juga sebagai sarana penghiburan bagi keluarga yang berduka dikarenakan serunya permainan ini,” bebernya.
Iin menyebutkan, meski permainan ini masih cukup digemari oleh kalangan masyarakat suku Dayak. Namun Permainan sepak sawut sekarang sudah jarang ditemukan. Bahkan permainan ini bisa disaksikan ketika ada event-event seperti festival budaya atau dan perlombaan saja.
“Oleh sebab itu permainan unik serta menarik yang merupakan salah satu kearifan lokal ini patut dilestarikan keberadaanya agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman modernisasi saat ini,” tutupnya.(Red)