Palangka Raya, Betang.tv, – Raih Tiup, penggiat pertanian terpadu sekaligus Pemuda Pelopor Dayak Kalimantan Tengah dan mantan Komisioner KPID Kalteng, mengusulkan agar Desa Mahajandau, Kelurahan Mangkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, dijadikan lokasi percontohan (pilot project) pengembangan pertanian rawa berbasis hortikultura.
Menurut Raih, percontohan ini bukan hanya berorientasi pada produktivitas pangan, tetapi juga memberi manfaat langsung bagi masyarakat desa setempat. “Dengan adanya proyek ini, warga akan memperoleh lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan, sekaligus akses pada teknologi pertanian modern,” ujarnya di Palangka Raya, Selasa (26/8/2024).
Raih menegaskan, alasan utama dipilihnya Desa Mahajandau adalah potensi alam yang dimiliki. Selain lahan rawa yang luas, sektor perikanan di wilayah ini juga sangat mendukung dan bisa diintegrasikan dengan produksi pakan ternak. “Di desa ini sudah ada ternak bebek, ayam, kambing, dan lainnya yang bisa disinergikan. Konsepnya terpadu dalam aqua farming, jadi semuanya saling menopang,” jelasnya.
Dengan pendekatan itu, desa tidak hanya mengandalkan hasil pertanian, tetapi juga memperkuat ekosistem pangan lokal secara menyeluruh. Konsep aqua farming (pertanian berbasis pengelolaan air) diyakini mampu menciptakan siklus produksi yang berkelanjutan, mulai dari tanaman hortikultura, perikanan, hingga peternakan rakyat.
Hal ini diyakini mampu mendorong tumbuhnya ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan warga pada sektor non-pertanian. “Kalau desa ini berhasil, modelnya bisa direplikasi ke daerah lain di Kalteng. Tapi yang utama, masyarakat desa Mahajandau akan lebih mandiri secara ekonomi,” tegas Raih.
Ia menambahkan, kawasan ini memiliki nilai historis karena pada masa lalu dikenal sebagai sentra perkebunan rotan yang sempat menjadi idola komoditas ekspor. “Artinya, desa ini punya rekam jejak kuat sebagai basis penggerak ekonomi masyarakat berbasis alam. Sekarang tinggal bagaimana kita menghidupkan kembali potensinya lewat pertanian modern,” imbuh Raih.
Ia optimistis, apabila proyek ini terealisasi dengan baik, niscaya para petani di wilayah DAS Barito, khususnya di Kabupaten Barito Selatan, akan merasakan peningkatan kesejahteraan yang nyata.
Lebih lanjut, Raih meminta agar Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama Kementerian PUPR, khususnya Ditjen Sumber Daya Air dan Balai Wilayah Sungai, memberi perhatian serius terhadap usulan ini. “Pemerintah harus turun tangan. Kalau ada political will, proyek ini bisa jadi percontohan nasional dan membuktikan bahwa Kalteng mampu menjadi lumbung hortikultura berbasis rawa,” pungkasnya. (Red)