Palangka Raya Etalase Kalteng, Agustiar Tekankan Peran Strategis DAD


Palangka Raya, Betang.tv – Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran menegaskan Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Palangka Raya tidak boleh sekadar menjadi simbol adat, tetapi harus tampil sebagai penjaga utama nilai, martabat, dan kearifan Dayak di ibu kota provinsi.

Sebagai pusat pemerintahan dan etalase Kalimantan Tengah, Palangka Raya disebut Agustiar sebagai barometer kehidupan adat dan budaya Dayak. Karena itu, DAD dituntut konsisten menegakkan falsafah Huma Betang dan Belom Bahadat di tengah arus modernisasi yang kian kuat menekan nilai-nilai lokal.

Penegasan tersebut disampaikan Agustiar saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) III DAD Kota Palangka Raya di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Palangka Raya, Minggu (28/12/2025).

“Palangka Raya adalah wajah Kalimantan Tengah. Jika adat dan budaya Dayak melemah di sini, maka melemah pula identitas daerah secara keseluruhan,” tegas Agustiar.

Ia mengingatkan, pesatnya pertumbuhan kota menyimpan potensi konflik sosial jika tidak diimbangi penguatan nilai adat. Dalam konteks ini, DAD diposisikan sebagai benteng terakhir penjaga harmoni sosial berbasis kearifan lokal.

Menurut Agustiar, Musda DAD tidak boleh berhenti pada pergantian kepengurusan, tetapi harus melahirkan arah perjuangan yang tegas dan relevan dengan tantangan zaman.

“Musda ini harus menghasilkan kepemimpinan yang berani, responsif, dan benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat Adat Dayak,” katanya.

Sebagai Ketua Umum DAD Provinsi Kalimantan Tengah, Agustiar menekankan DAD Kota Palangka Raya wajib memperkuat peran sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan ketertiban masyarakat.

Ia juga mendesak optimalisasi peran Damang dan Mantir Adat agar tidak pasif, melainkan hadir nyata menyelesaikan persoalan sosial melalui hukum adat yang adil dan berwibawa.

“Damang dan Mantir Adat harus menjadi garda terdepan penyelesaian sengketa. Hukum adat harus hidup dan dirasakan keadilannya,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Agustiar mengingatkan DAD agar tetap menjadi perekat persatuan masyarakat Dayak, terutama di tengah dinamika sosial dan politik yang berpotensi memecah belah.

“Dalam situasi apa pun, falsafah Huma Betang tidak boleh ditawar. Inilah fondasi persatuan masyarakat Dayak,” pungkasnya.(Red)


Periksa Juga

Natal Pemuda, Pemuda Katolik Murung Raya dan KNPI Perkuat Kebersamaan Lintas Iman

        Pengunjung : 205 Puruk Cahu, Betang.tv, — Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Kabupaten Murung …

Tinggalkan Balasan