Betangtv News- MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) atau Lembaga Penanggulangan Bencana Kalimantan Tengah menyelenggarakan kegiatan Bincang Santai Millenial Tangguh Bencana dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 dengan Tema Siap Selamat?Kalo bukan kita siapa lagi?
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman parkir Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Sabtu 20 April 2019. Acara yang dipandu oleh dua orang MC dan moderator yaitu Mila dan Indah ini dihadiri oleh kurang lebih 50 kaum millineal dari berbagai kalangan organisasi. Sebelum memulai perbincangan santai ditampilkan terlebih dahulu persembahan puisi bertema bencana dari salah seorang pemuda millenial yaitu kautsar. Isi puisi tersebut bercerita berusaha mengajak menggugah perasaan manusia untuk slalu menjaga memelihara lingkungan sekitar dan alam semesta agar terhindar dari bencana.
Kemudian acara dilanjutkan dengan bincang santai dan kesempatan kali ini bincang santai menghadirkan 6 orang narasumber dari berbagai lembaga yang saling berkaitan dan besinergi jika terjadi sebuah bencana yaitu, ibu Emi Abriyani dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Palangka Raya, Priyono dari Lazismu, Jerry Ripaldon dari TSB (Tim Siaga Bencana) Muhammadiyah, Innayati Muharini dari HPCRED Rumah Sakit Kalteng yang juga merupakan ketua panitia kegiatan HKB, Aprie Husin Rahu dari MDMC Kota P.Raya dan Anisa Meutia Koordinator Mastana (Masyarakat Tangguh Bencana).
Dalam kegiatan ini para narasumber menyampaikan peran lembaga masing-masing dan memberikan penjelasan dan pengetahuan bagaimana pentingnya kita mengetahui tentang bencana, apa saja potensi bencana di kota P.Raya dan bagaimana cara mencegah ataupun mengatasi sebuah peristiwa bencana berawal mulai dari sendiri sampai dengan cara yang benar dalam membantu orang lain jika terjadi bencana baik khususnya dari segi medis.
Dan sebagai penutup para narasumber juga menyampaikan harapannya untuk kaum millenial dari BPBD “setiap elemen harus siap mitigasi atau melakukan penanganan bencana mulai dari diri sendiri sampai dengan keluarga masing-masing.
Lingkungan sekitar karena bencana itu pasti ada dan kita siap waspada ketika akan musim kemarau yang mungkin menimpa kota Palangka Raya termasuk bencana seperti Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) jangan sembarangan untuk memadamkan kebakaran harus dengan skill khusus jangan sampai malah ingin membantu kita yang menjadi korban.
Kum millenial paling tidak dapat menyelamatkan diri sendiri masyarakat dan lingkungan sekitar seperti kutipan dr jhon of kennedy jgn tanyakan apa yg diberi negara untuk kita tapi tanyakan apa yg bisa kita berikan untuk negara.
“Mitigasi di rumah sendiri hal-hal kecil seperti kabel-kabel listrik rumah agar tidak terjadi konsleting listrik dan sesuaikan dengan skill yang dimiliki,selain itu kita harus benar-benar memahami arti bencana mengapa diturunkan kepada kita oleh Allah swt sehingga kita menjadi peduli ikut terlibat membantu penanganan bencana karena manusia yang sempurna, terbaik adalah manusia yg bermanfaat untuk orang lain”.
Lazismu “filantropi atau gerakan kedermawaan harus terbangun oleh kaum millenial harus betul-betul peka seperti dalam menghimpun dana meringankan beban saudara-saudara kita yang tertimpa bencana sehingga kaum millenial jadilah bagian memberi untuk negeri”.
Anak-anak millenial adalah Anak-anak produktif sesuai potensinya masing-masing dapat turun membantu masyarakat dalam penanganan bencana sehingga dapat terlatih dan jadi pionner di tempatnya sendiri atau membangun jejaring ditempat lainnya.
Kaum millenial harus tetap semangat tebarkan manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang banyak” Mastana “Kaum Millenial harus siap untuk selamat” (Red)