Bellacoustic Kalteng Tampilkan Aksi Peduli Kabut Asap di Yogyakarta
Palangka Raya, BetangTv News – Kepedulian terhadap bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah Indonesia, terutama di Kalimantan dan Sumatera.
Kali ini, aksi peduli ditampilkan oleh Bellacoustic Indonesia asal Kalimantan Tengah (Kalteng) menampilkan aksi mereka di atas panggung even Asia Tri 2019 yang dihelat di Omah Petroek Wonorejo Hargodibangun, Pakem Sleman Yogyakarta, Selasa (24/9/2019) pekan lalu
Pada kesempatan yang super istimewa tersebut, para seniman Kalteng ini mengangkat tema “Selimut Putih” yang menceritakan tentang kepedihan atas bencana kabut asap yang menimpa di Bumi Kalimantan.
Kegiatan yang dihelat oleh Dinas Pariwisata Yogyakarta dan dipelopori oleh Bambang Panengron.
Humas Bellacoustic Indonesia Kalteng, Panji mengatakan, dalam even ada 2, yakni even Jogja Internasional Street Perfomance 2019 tentang pertunjukan tari dan musik yang digelar di panggung utama Monumen Serangan 1 Maret, mulai tanggal 22 sampai 23 September 2019 yang diikuti oleh para seniman mumpuni dari berbagai daerah dan beberapa Negara Asia Pasifik, salah satunya Bellacoustic.Indonesia Kalteng.
“Even kedua yakni Asia Tri Jogja 2019. Pada even ini kita berkolaborasi dengan sanggar tari riak renteng. Harapan kami apa yang telah disuarakan dapat didengar dan menginspirasi serta tetap mengedepankan budaya,” ujar Panji.
Panji melanjutkan, langkah kedepan pihaknya akan menciptakan karya-karya yang lebih baik lagi, dan saat ini pihaknya sedang dalam proses penggarapan album bernuansa etnik.
Lebih lanjut, Bellacoustic juga sudah menampilkan karya-karyanya sebagai bentuk mengenalkan kepada publik di beberapa kabupaten di Kalteng.
“Alhamdulillah kita sudah pernah tampil di di beberapa wilayah di Kalteng, yakni di Lamandau, Kotim, Katingan, Pulang Pisau juga di salah satu Desa di Barito Utara, tepatnya di Desa Karendan, Kecamatan Lahei,” beber Panji.
Panji menambahkan, langkah Bellacoustic sendiri dengan membuat aliran musik seperti ini agar alat musik tradisional yang dimiliki suku dayak ini agar dikenal dunia.
“Aliran ini tidak cuma untuk di kalangan seniman saja tapi juga untuk maayarakat luas agar alat musik tradisional kita tidak punah ditelan masa,” tutup Panji. (Me/red)