Palangka Raya, BetangTV News,- Pesta Perak Imamat merupakan suatu acara ungkapan syukur atas 25 tahun perjalanan dan pengabdian seorang imam, setelah ia ditahbiskan sebagai Hamba Allah dalam pelayanan kepada gereja dan pelayanan iman kepada umat Katolik.
Pesta perak Imamat yang berlangsung, Sabtu, 27 Agustus 2022 sore merupakan acara yang luar biasa bagi umat Katolik Paroki Katedral Santa Maria dan Paroki Yesus Gembala Yang Baik Palangka Raya, yang hadir memadati Gereja Katedral Santa Maria, menyaksikan 2 Yubilaris masing-masing RD Ignatius Awan Widodo dan RD Yohanes Lulus Widodo, merayakan pesta perak mereka setelah 25 tahun ditahbiskan sebagai Imam Diosesan Keuskupan Palangka Raya.
Misa Syukur yang dipimpin Uskup Palangka Raya, Mgr DR Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF ini diawali dengan perarakan dari halaman Gereja Katedral, didampingi para Pastor atau Imam Projo Keuskupan Palangka Raya yang bertugas di beberapa Paroki di lingkup Keuskupan Palangka Raya.
Mgr DR Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF Uskup Palangka Raya
Dalam kotbahnya, Mgr DR Aloysius Sutrisna Atmaka, MSF mengungkapkan, “perayaan pesta perak imamat dua pastor yakni, Yohanes Lulus Widodo dan Ignatius Awan Widodo, merupakan ungkapan syukur sekaligus bukti atas kesetiaan melayani Umat Tuhan dalam diri sesama selama 25 tahun.
“Seraya bersyukur, kami berharap dan mendoakan kedua Pastor ini terus melaksanakan sekaligus melanjutkan panggilan suci menjadi imam bagi umat Katolik,”
Dia juga mengajak seluruh umat Katolik di manapun berada, terkhusus di Kalteng, ikut mendoakan dan mendukung karya Allah dalam diri pastor Lulus dan Awan, agar dalam melaksanakan tugas maupun pelayanan, kedepannya menjadi lebih baik serta bijaksana.
Mantan Sekretaris Jenderal Komisi Wali Gereja Indonesia (KWI) periode 2006-2009 itu mengatakan, konsisten akan komitmen panggilan hidup sebagai imamat, terkhusus pastor, bukan perkara mudah. Ada banyak tantangan dan kendala yang relatif besar harus dihadapi ketika melaksanakan panggilan sepanjang hidup itu.
“Selama 25 tahun sebagai imamat Umat Katolik, merupakan waktu yang relatif panjang. Sekalipun, ukuran panjang dan pendek belum dapat memberikan perbandingan apapun. Namun, dengan perayaan 25 tahun Tahbisan Imamat, Ada beberapa hal yang bisa berdampak dan memberi peran positif,” kata Aloysius.
Peraih gelar Doktor bidang misiologi dari Universitas Kepausan Gregoriana di Roma itu mengatakan, bagi rekan sesama Imam umat Katolik, perayaan pesta perak imamat dua pastor ini menjadi penegasan soal ketekunan untuk menghayati imamat. Bahkan dapat menjadi motivasi untuk tetap cermat, tekun dan disiplin sampai kurun waktu selama seperempat abad melayani Tuhan Allah dalam diri sesama umat manusia.
Selain itu, lanjut dia, pesta perak ini juga memberi dorongan bagi yang lebih mudah dalam usia tahbisan untuk tetap setia terhadap imamat sampai akhir hayat. Sedangkan bagi kaum awam, bisa disampaikan bahwa menjadi imam merupakan pesan sejajar dengan hidup bersama dalam keluarga, untuk setia satu sama lain.
“Akhirnya, proficiat untuk RD Yohanes Lulus Widodo dan RD Ignatius Awan Widodo atas pesta perak tahbisan imamat. Kesetian kepada Tuhan Allah perlu terus ditanggapi dengan ketekunan dan kesiapsediaan melaksanakan panggilan dan tugas imamat sampai akhir nanti. Tuhan memberkati,” demikian Aloysius.(RED)