Sampit, Betang.tv –
Setelah mengalami berbagai kendala dalam hal perizinan dan pemilihan lokasi, proyek pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akhirnya menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Pemkab Kotim kini menggandeng investor dari Malaysia, Nusa Suriamas Group, untuk merealisasikan proyek yang diharapkan dapat mengatasi masalah pengelolaan limbah medis di wilayah tersebut.
Bupati Kotim, Halikinnor menjelaskan bahwa proses pencarian lokasi yang sesuai dengan tata ruang wilayah telah selesai dilakukan.
“Sebelumnya, rencana pembangunan pabrik limbah ini sempat terkendala karena lokasi yang kami siapkan berada di kawasan industri yang belum memenuhi syarat. Setelah melalui berbagai tahapan dan pencarian lokasi baru, akhirnya kita temukan lahan yang sesuai,” ungkapnya.
Proyek pembangunan pabrik ini, yang direncanakan selesai pada akhir 2025 dan mulai beroperasi pada awal 2026, nantinya tidak hanya akan mengolah limbah medis, tetapi juga akan mengembangkan fasilitas untuk pengelolaan limbah rumah tangga.
Bupati berharap, keberadaan pabrik ini dapat mendukung program pemerintah dalam menjaga kebersihan lingkungan di Kotim.
“Kami ingin proyek ini tidak hanya berhenti pada limbah medis, tetapi juga bisa mencakup limbah rumah tangga. Ini sesuai dengan program kita dalam menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Pabrik ini akan dibangun di kawasan industri Bangkinang, dengan luas lahan lebih dari 4.000 meter persegi.
Bupati optimistis bahwa dengan luas lahan yang tersedia, masih ada peluang untuk pengembangan lebih lanjut di masa mendatang.
“Artinya, ke depan masih ada peluang pengembangan lebih lanjut. Semoga pembangunan ini berjalan lancar dan bisa segera memberikan manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, CEO Nusa Suriamas Group, Abu Sarin Baha menjelaskan bahwa teknologi yang akan digunakan dalam pabrik pengolahan limbah medis ini berasal dari Korea.
“Generator yang akan digunakan adalah teknologi dari Korea, yang memang paling bagus untuk menangani limbah medis. Saat ini, di Kalimantan belum ada pabrik pengolahan limbah medis, sehingga limbah-limbah ini harus dikirim ke Cilegon. Kami ingin mengubah kondisi ini dengan membangun fasilitas di Kotim,” urainya.
Abu Sarin juga menyebutkan bahwa kapasitas awal pabrik ini direncanakan sebesar 7,2 ton per hari.
Namun, kapasitas tersebut dapat berkembang hingga 12 atau 24 ton per hari, tergantung pada kebutuhan yang ada di masa depan.
“Pabrik ini akan dibangun dalam waktu satu tahun. Dalam dua bulan pertama, kami akan melakukan studi kelayakan dan perizinan. Jika semua berjalan lancar, pada bulan ketujuh, proyek fisik akan mulai dikerjakan, dan dalam 12 bulan ke depan, pabrik ini rampung,” jelasnya.
Dengan adanya pabrik ini, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pengolahan limbah medis yang sebelumnya harus dikirim jauh ke luar daerah.
Proyek ini pun menjadi bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan infrastruktur pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Kalimantan.(Red)