Foto: Petro Berita Nakalelo Leiden, Ketua Harian DPP KWD Dusmala Nasional
Palangka Raya, Betang.tv,- Dukungan terhadap petani tidak bisa berhenti pada tataran wacana. Para petani di berbagai pelosok daerah menanti langkah nyata pemerintah, mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis, akses permodalan, hingga jaminan pemasaran hasil panen. Tanpa itu semua, sektor pertanian hanya akan berjalan di tempat, jauh dari cita-cita pembangunan ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
“Khusus untuk lahan yang ada di 13 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Kalimantan Tengah, potensi kakao sangat menjanjikan. Provinsi ini jangan hanya bergantung pada perkebunan kelapa sawit dan tambang batubara. Jika dikelola serius, kakao mampu meningkatkan pendapatan petani, memperluas lapangan kerja, sekaligus memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Petro Beruta Nakaleli Leiden, Ketua Harian DPP KWD Dusmala Nasional.
Selama ini, Kalimantan Tengah memang dikenal sebagai salah satu lumbung sawit dan daerah penghasil batubara. Namun ketergantungan pada dua sektor tersebut membuat struktur ekonomi daerah menjadi rapuh dan rentan terhadap fluktuasi pasar global. Diversifikasi melalui pengembangan kakao bisa menjadi jawaban untuk menciptakan kemandirian ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Sayangnya, banyak petani kakao masih menghadapi kendala. Bibit yang digunakan belum sepenuhnya unggul, akses permodalan terbatas, dan pemasaran hasil panen belum terjamin. Belum lagi minimnya pendampingan teknis yang membuat kualitas produksi kalah bersaing dengan daerah lain.
Di sinilah peran kepala daerah menjadi kunci. Efektivitas penggunaan anggaran daerah akan membedakan pemimpin yang visioner dengan pemimpin yang hanya sekadar menunggu instruksi dari pusat. “Sejarah akan mencatat siapa kepala daerah yang berani membawa terobosan untuk rakyatnya,” tegas Petro.
Harapan masyarakat sederhana: adanya kebijakan yang benar-benar berpihak pada petani. Dari lahan-lahan kakao rakyat di Kalimantan Tengah, kesejahteraan bisa tumbuh. Dan dari tangan-tangan petani, ekonomi daerah bisa bangkit, tidak lagi hanya bergantung pada sawit dan batubara. (Red)