Foto (ist) Kementerian Pertanian RI
Palangka Raya, Betang.tv, – Kalimantan Tengah dikenal luas dengan potensi tambang dan perkebunan sawit. Tapi jangan salah, provinsi ini juga punya lahan luas yang sangat cocok untuk pengembangan komunitas kakao. Sayangnya, peluang emas ini belum digarap serius oleh pemerintah daerah.
Padahal, pasar kakao dunia terus menggeliat. Permintaan tinggi, harga stabil, bahkan bisa menopang ekonomi daerah dalam jangka panjang. Jika pemerintah berani mengoptimalkan lahan tidur menjadi perkebunan kakao rakyat, maka Kalimantan Tengah berpeluang melahirkan pusat produksi cokelat baru di Indonesia.
“Potensi kakao Kalteng itu besar. Kalau dikelola, ini bisa jadi sumber PAD baru. Jangan hanya sibuk sawit dan tambang,” tegas salah satu penggiat pertanian di Palangka Raya.
Pemberdayaan petani lokal menjadi kunci. Mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis, akses pupuk, hingga jaminan pasar. Dengan dukungan penuh, petani kakao bisa lebih sejahtera, dan PAD daerah ikut terdongkrak.
Kini, tinggal kemauan politik yang diuji. Apakah pemerintah mau serius mendorong perkebunan komunitas kakao sebagai penopang ekonomi berkelanjutan, atau terus terjebak dalam ketergantungan pada sektor ekstraktif yang merusak lingkungan?
Kalteng punya lahan, punya petani, dan punya peluang. Yang dibutuhkan hanya keberanian untuk mengoptimalkannya. Karena di balik biji kakao, tersimpan masa depan ekonomi yang lebih manis daripada sekadar mengandalkan tambang. (Red)