Menyusuri Jejak Iman di Goa Maria Sentuyun dan Air Terjun Bunda Maria


Muara Teweh, Betang.tv, – Di tengah rimbun hutan Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berdiri sebuah tempat yang tidak hanya menjadi destinasi wisata rohani, tetapi juga ruang bagi setiap orang untuk merasakan ketenangan batin: Goa Maria Sentuyun.

Dikelola oleh Paroki Santa Maria De La Salette, Muara Teweh, tempat ini telah menjadi titik perjumpaan umat Katolik dengan Tuhannya melalui devosi kepada Bunda Maria.

Menurut Pastor Paroki Santa Maria De La Sette, RD Yustinus Wantung, wisata religi di Goa Maria Sentuyun bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan sebuah ziarah rohani. Di sana umat berdoa, melaksanakan Jalan Salib, mengikuti Misa, hingga mengambil Air Berkat sebagai simbol penyucian diri.

Namun, Goa Maria Sentuyun tidak hanya berbicara soal doa. Ia juga menghadirkan keindahan alam yang memikat. Di sela hening doa, pengunjung bisa merasakan kesejukan hutan, mendengar gemericik air, dan merenungkan makna syukur dalam kehidupan sehari-hari.

Perjalanan rohani semakin lengkap ketika menyusuri jalur menuju Air Terjun Bunda Maria. Untuk mencapainya, para peziarah melewati Pondok Maria, sebuah tempat sederhana di mana umat sering berhenti untuk beribadah sambil menikmati keteduhan alam sekitar. Dari sana, jalan setapak menuju air terjun menantang fisik dan mental, seolah mengingatkan bahwa setiap perjalanan iman memang selalu penuh perjuangan.

Meski hanya memiliki ketinggian 4–5 meter, Air Terjun Bunda Maria menyuguhkan kejernihan air yang luar biasa. Tepat di dekatnya berdiri sebuah patung Bunda Maria, membuat suasana semakin syahdu. Tak heran, banyak yang datang bukan hanya untuk berdoa, tetapi juga untuk menenangkan jiwa, bahkan sekadar melepaskan lelah setelah rutinitas harian.

Bagi masyarakat Barito Utara, Goa Maria Sentuyun dan Air Terjun Bunda Maria bukan hanya tempat wisata, melainkan juga warisan iman dan ruang kebersamaan. Ia menyatukan orang dari berbagai latar belakang—umat yang berziarah, wisatawan yang datang menikmati keindahan, maupun warga lokal yang menjaga dan merawatnya.

Di Kabupaten yang dikenal dengan semboyan “Iya Mulik Bengkang Turan” ini, Goa Maria Sentuyun menjadi bukti bahwa iman dan alam bisa berjalan berdampingan, memberi ruang bagi siapa saja untuk menemukan kedamaian. (Red)


Periksa Juga

Menyibak Misteri Kapal Onrust di Sungai Barito

        Pengunjung : 264 “Jejak Perlawanan Pejuang Kalimantan terhadap Penjajahan Belanda” Barito Utara, Betang.tv, – …