Jurnalis Senior Tanggapi HUT ke-80 RI: Kemerdekaan Bukan Sekadar Seremonial, tapi Kesadaran Kolektif


Foto ; Darity Hilda (Jurnalis Kalimantan Pos)

Palangka Raya, Betang.tv, – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, suara kritis kembali muncul dari kalangan jurnalis senior. Bagi mereka, kemerdekaan bukan hanya tentang bendera berkibar, lomba rakyat, atau pesta kembang api, melainkan refleksi mendalam tentang sejauh mana bangsa ini benar-benar merdeka dalam arti yang sesungguhnya.

Darity Hilda (62), seorang jurnalis senior yang telah puluhan tahun mengabdi di dunia pers yakni Koresponden Harian Kalimantan Pos di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan, delapan dekade kemerdekaan adalah momen penting untuk bercermin. “Kita sudah 80 tahun merdeka, tapi apakah rakyat sudah benar-benar merasa merdeka? Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari ketidakadilan, merdeka dari keterbelakangan pendidikan dan kesehatan?” ujarnya tegas.

Ia mengingatkan bahwa makna kemerdekaan terlalu mahal jika hanya dibatasi pada upacara formal dan perayaan simbolik. Kemerdekaan sejati, katanya, harus menyentuh kesejahteraan rakyat, keadilan hukum, pemerataan pembangunan, serta keberanian pemerintah dalam berdiri di atas kepentingan bangsa sendiri, bukan kepentingan asing.

Dalam pandangannya, pers sebagai pilar demokrasi juga punya peran penting dalam menjaga roh kemerdekaan. “Tugas jurnalis bukan hanya melaporkan peristiwa, tapi menjadi penjaga nurani bangsa. Ketika rakyat masih tertindas oleh korupsi, ketika suara masyarakat kecil tidak didengar, di situlah jurnalisme harus hadir sebagai pengingat: bahwa kemerdekaan belum selesai,” tambahnya.

Jurnalis senior itu juga menyinggung generasi muda. Menurutnya, anak muda hari ini menghadapi tantangan berbeda dibandingkan era perjuangan fisik. Ancaman kolonialisme mungkin sudah tidak dalam bentuk penjajahan militer, melainkan hegemoni digital, ketergantungan ekonomi, hingga penetrasi budaya luar. “Kalau kita tidak waspada, kita bisa kehilangan jati diri bangsa meski sudah merdeka 100 tahun sekalipun,” tegasnya.

Di penghujung wawancara, ia menutup dengan refleksi tajam: “Merdeka bukan soal 80 tahun, 100 tahun, atau 1.000 tahun. Merdeka adalah soal bagaimana rakyat merasa berdaulat di tanahnya sendiri. Selama masih ada yang lapar, selama masih ada ketidakadilan, maka pekerjaan rumah kemerdekaan belum selesai.” (red)


Periksa Juga

Tanpa Uang Pemerintah, Warga RT di Palangka Raya Gaspol Rayakan HUT ke-80 RI!

       Palangka Raya, Betang.tv – Semangat kemerdekaan tak bisa dibendung! Warga RT di Kelurahan Menteng, …

Tinggalkan Balasan