betangTV SALURAN HIBURAN | INFORMASI | DAN BERITA
Sampit, Betang.tv – Suasana Museum Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Jumat (10/10/2025) sore terasa berbeda. Iringan musik tradisional, tarian sakral, dan kilau bilah Mandau menyambut para pengunjung dalam Pameran Warisan Budaya “Mandau Penyang Pambelum”, sebuah gelaran istimewa yang menegaskan eksistensi budaya Dayak di tengah laju modernisasi.
Kegiatan yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Kotim bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIII Kalteng, Kemendikbudristek ini menjadi magnet baru bagi pecinta seni dan warisan budaya.
Tak hanya menampilkan koleksi Mandau dari berbagai daerah, pameran ini juga menghidupkan nilai filosofisnya, simbol keberanian, kehormatan, dan jati diri masyarakat Dayak.
“Pemerintah daerah akan terus mendukung ruang-ruang kreatif seperti ini agar pelaku seni dan budaya dapat terus berkarya,” tegas Pj Sekda Kotim, Masri, saat membuka kegiatan.
Ia berharap, kegiatan tersebut mampu menumbuhkan rasa bangga sekaligus cinta tanah air di kalangan generasi muda.
Tak sekadar pameran, acara juga dirangkai dengan diskusi kearifan lokal tentang Mandau, lomba mewarnai, workshop seni, serta penampilan sanggar tari dan musik tradisional. Seluruh rangkaian kegiatan melibatkan masyarakat dan pelajar, menciptakan suasana edukatif dan inspiratif.
Menurut Kepala BPK Wilayah XIII Kalteng, Riris Purbasari, Mandau bukan hanya sebilah senjata, tetapi juga jiwa dan simbol kehidupan masyarakat Dayak.
“Dalam setiap bilah Mandau tersimpan cerita perjuangan, kehormatan, dan kebijaksanaan leluhur Kalimantan Tengah. Ini adalah identitas yang harus dijaga dan diwariskan,” ujarnya.
Lebih jauh, pameran ini juga menjadi langkah strategis untuk mengusulkan Mandau sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Dunia UNESCO. Harapannya, pengakuan internasional itu dapat memperkuat posisi Mandau sebagai kebanggaan masyarakat Kotim dan bangsa Indonesia.(Red)
