Menyibak Misteri Kapal Onrust di Sungai Barito

“Jejak Perlawanan Pejuang Kalimantan terhadap Penjajahan Belanda”

Barito Utara, Betang.tv, – Di tengah derasnya arus Sungai Barito, tersimpan kisah heroik yang jarang diungkap. Saat musim kemarau tiba, air surut dan memperlihatkan bangkai besi tua yang membisu di dasar sungai. Itulah Kapal Onrust, kapal perang Belanda yang ditenggelamkan laskar Tumenggung Surapati pada 26 Desember 1859.

Kapal uap modern buatan Feyenoord, Belanda, ini selesai dibangun pada 1845 dan tiba di Hindia Belanda setahun kemudian. Ditenagai mesin 70 tenaga kuda, dipersenjatai meriam 24 pon serta enam Gatling gun, Onrust kala itu menjadi andalan kolonial dalam operasi militer.

Namun, pada akhir 1859, kejayaan kapal ini runtuh di Sungai Barito. Laskar Surapati, pengikut setia Pangeran Antasari, berhasil menyusup. Seorang prajurit bernama Nuri membuka keran air di ruang palka, membuat kapal perlahan karam di perairan yang kini masuk wilayah Teweh Baru, Barito Utara. Bagi Belanda, tenggelamnya Onrust memicu kemarahan besar dan menjadi salah satu titik balik dalam Perang Barito.

Kini, kapal kebanggaan Kompeni itu hanya menyisakan puing. Kayu-kayu yang hanyut terbawa arus sungai kerap menutup bangkai besi tua itu, seakan menyelimuti legenda kapal modern yang pernah menjadi simbol kekuatan kolonial. Sesekali, ketika surut datang, potongan tubuhnya muncul ke permukaan, mengingatkan masyarakat pada kisah perlawanan di masa lalu.

Untuk menuju lokasi, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan kelotok atau perahu bermotor. Saat air sedang tinggi, bangkai kapal tak terlihat sama sekali, tetapi di musim kemarau, ia hadir kembali bak hantu sejarah yang enggan pergi.

Bagi para pemerhati sejarah, Onrust bukan sekadar rongsokan besi di sungai, melainkan simbol perlawanan rakyat Kalimantan terhadap penjajahan. Jika dikembangkan sebagai open-air museum, situs ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah yang tak hanya menghidupkan kembali memori perjuangan, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. (Red)