35 Ekor Kerbau Dikurbankan di Ritual Tiwah Tumbang Miri 2019

Kuala Turun, BetangTv News – Umat Kaharingan di Kalimantan Tengah (Kalteng) diketahui mempunyai ritual khusus untuk roh yang sudah meninggal dunia dan termasuk dalam salah satu rukun kematian umat Kaharingan yang merupakan agama tertua suku Dayak.

Umat Kaharingan dalam pengantaran tulang orang-orang yang sudah meninggal dunia ke Sandung (tempat semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk jenazah yang sudah meninggal dunia, Red)

Ritual Tiwah, ritual ini merupakan upacara sakral keagamaan Kaharingan seperti yang dilakukan oleh Suku Dayak di Kelurahan Tumbang Miri, Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kabupaten Gunung Mas (Gumas).

Untuk diketahui, ritual Tiwah ini sendiri merupakan upacara sakral terbesar bagi umat Kaharingan.

Untuk ritual ini, Suku Dayak telah menyiapkan ratusan ekor hewan sebagai sesajen pengantaran arwah orang-orang yang telah meninggal.

Dalam ritual ini, hewan kurban berupa kerbau dengan jumlah 35 ekor, dan 1 ekor untuk Nyangkean yang dimaknakan sebagai prosesi Patame Tulang Magah Liau Haring Kahariangan Guang Lewu Tatau (memasukan tulang belulang sebagai simbol menghantarkan Roh ke Surga).

Ketua pelaksana, Uchu H. Penyang SP.d menyampaikan, Ritual Tiwah ini adalah prosesi untuk melepaskan “Rutas” atau kesialan bagi keluarga almarhum yang ditinggalkan dari pengaruh-pengaruh buruk yang akan menimpa mereka.

“Menggelar Ritual Tiwah bukan pekerjaan mudah, harus dilakukan dengan waktu yang cukup panjang. Paling berat biasanya ialah menyediakan pendanaan yang tidak sedikit,” tuturnya, Sabtu (20/7/2019).

Uchu menambahkan, puncak ritual Tiwah memasukkan tulang-tulang yang digali dari kuburan dan sudah disucikan melalui ritual khusus, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam sebuah Sandung yang telah disediakan yang akan digelar di penghujung prosesi Tiwah pada akhir Juli 2019.(Didik)