Upaya Melestarikan Ragam Adat dan Budaya di Gumi Jari Janang Kalalawah

Tamiang Layang, Betang.tv – Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masyarakat Dayak di Kabupaten Barito Timur masih setia menjaga warisan leluhur. Tradisi dan ritual adat tidak hanya menjadi simbol identitas, tetapi juga perekat sosial yang meneguhkan jati diri Gumi Jari Janang Kalalawah.

Suku Dayak Ma’anyan dan Dayak Lawangan, dua komunitas besar di Barito Timur, memiliki kekayaan budaya yang hingga kini tetap dilestarikan. Dari ritual pengobatan, penyucian pasca-persalinan, hingga tradisi sosial dalam pernikahan dan musim kemarau, semuanya sarat makna dan nilai kebersamaan.

Jejak Ritual Pengobatan dan Penyucian

Di desa-desa seperti Runggu Raya, masyarakat Dayak Ma’anyan masih melaksanakan Miempu, sebuah ritual pengobatan untuk menyembuhkan penyakit sekaligus menangkal musibah yang mengancam manusia maupun alam semesta.

Tak kalah penting, Suku Dayak Lawangan di Ampah menjalankan Balian Palas Bidan, ritual penyucian bagi ibu, bayi, dan bidan setelah proses persalinan. Upacara ini dipercaya mampu menghapus pengaruh buruk (pali pulan) dan memastikan kesehatan serta keselamatan seluruh pihak yang terlibat.

Tradisi Sosial yang Menyatukan

Kehangatan adat juga tercermin dalam Turus Tajak, rangkaian acara pernikahan Dayak Ma’anyan. Kerabat kedua mempelai berkumpul untuk memberikan bantuan berupa uang secara sukarela, yang kemudian menjadi bekal awal bagi pasangan pengantin memulai kehidupan rumah tangga.

Sementara itu, tradisi Nariuk membawa semangat kebersamaan yang khas. Dilakukan pada musim kemarau, warga secara massal atau perorangan turun ke sungai untuk mencari ikan. Aktivitas ini kini berkembang menjadi Festival Nariuk, agenda budaya tahunan yang mempertemukan masyarakat lintas generasi.

Warisan yang Terus Hidup

Ritual-ritual tersebut bukan sekadar seremoni, tetapi juga bagian dari upaya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Di balik setiap doa, nyanyian, dan sesaji, tersimpan filosofi luhur tentang harmoni kehidupan.

Dengan berbagai upaya pelestarian yang terus dilakukan, adat dan budaya Dayak di Barito Timur diyakini akan tetap bertahan, sekaligus menjadi kekayaan tak ternilai bagi Indonesia. (Red)