Lamang Kuliner Tradisonal Khas Dayak Sepanjang Masa

  •  
  •  
  •  
  •  
  •   
  •  

 

PalangkaRaya, BetangTV News, – Lamang merupakan sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan atau dikenal juga dengan nama pulut yang dimasak dengan cara dibakar dalam seruas bambu. Lamang umumnya ditemukan di wilayah persebaran kebudayaan Melayu, baik di Semenanjung Melayu, Pulau Sumatera maupun Kalimantan.

Malamang merupakan kebiasaan memasak orangtua di zaman dulu. Lamang diriwayatkan sebagai makanan persembahan atau sesajen suku Dayak pada umumnya.

Bahan baku lamang relatif sederhana, yaitu beras ketan, perasan santan, dan garam. Selain itu, sebagai alat biasanya disediakan daun pisang serta ruas bambu dengan panjang kurang lebih 40-70 cm dan diameter sekitar 7-15 cm.

Pembuatan lamang dimulai dengan mencuci serta meniriskan beras ketan. Beras ketan tersebut kemudian dicampur dengan santan kelapa. Selanjutnya, dimasukkan dalam bambu yang telah dilapisi dengan daun pisang. Batang bambu tersebut kemudian dibakar hingga beras di dalamnya matang.

Masing-masing daerah memiliki cara tersendiri dalam menikmati penganan ini. Meskipun demikian, secara umum, lamang disantap dengan dua varian rasa yakni manis dan asin. Teknik penyajian kuliner ini juga memiliki keunikan tersendiri tergantung bahan pelengkap yang menyertainya.

Darity Hildan, warga Kota Palangka Raya, masih memiliki kemampuan mengolah lamang bercita rasa gurih dan lezat. Dengan bahan baku sederhana, yakni beras ketan (beras banjar), santan kelapa serta sedikit garam agar rasanya gurih  Pria paruh baya yang sehari-hari berprofesi sebagai Wartawan senior di daerah ini, dengan piawai mengolah lamang. Mulai dari memilih batang bambu (telang/tamiang) yang memiliki ruas tertentu dan paling cocok sebagai media memasak lamang tersebut.

Menurut Darity,  “tidak ada ritual khusus dalam memasak Lamang tetapi Lamang menjadi sajian khusus dalam setiap kegiatan, atau ritual tertentu masyarakat Suku Dayak. Biasanya ada beberapa jenis  Lamang yang dibuat khusus sebagai bagian pelengkap ritual  bersama sesajian lainnya. Seperti halnya padi yang dianggap tumbuhan sakral, Lamang diriwayatkan sebagai makanan persembahan bagi leluhur”, tukas Darity Hildan.

“Pada perkembangannya lamang tidak hanya dibuat saat ritual adat atau pesta adat tetapi pada acara lainnya seperti perkawinan, atau sekedar beekumpul keluarga. Bahkan Lamang juga kerap dibuat dan disajikan tidak hanya oleh masyarakat adat, tetapi juga masyarakat Dayak pada umumnya dan banyak dijual di pasar-pasar tradisional sebagai oleh-oleh”, tutup Darity (RED+CC)


  •  
  •  
  •  
  •  
  •   
  •  

Periksa Juga

Pilkada Serentak 2024, Dorong Penggunaan Alat Peraga Kampanye Ramah Lingkungan

        Pengunjung : 481 Palangka Raya, Betang.Tv – Memasuki masa kampanye pada pemilihan kepala daerah …